Sabtu, 27 Oktober 2012

Kepribadian Seseorang

-->
Kepribadian Individu

Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
  1. Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  2. Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
  4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
  5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
  6. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
Kepribadian Sehat

  1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
  2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
  3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
  4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
  5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
  7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
  8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
  9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
  10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
  11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

Kepribadian Tidak Sehat

  1. Mudah marah (tersinggung)
  2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
  4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
  5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
  6. Kebiasaan berbohong
  7. Hiperaktif
  8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
  9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
  10. Sulit tidur
  11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
  13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
  14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
  15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan


Manajemen Waktu


Apakah Menejemen Waktu itu ?
Waktu adalah komoditas yang berharga, sesuatu yang perlu dikelola dengan baik. Setiap orang memiliki tengat yang harus dipenuhi, baik berupa kegiatan yang membosankan seperti menunggu bus agar tidak ketinggalan atau kegiatan penting seperti menyelesaikan tugas harus tepat waktu. Tekanan waktu selalu kita rasakan, tetapi sayangnya begitu banyak waktu yang terbuang dalam bentuk penundaan. Kita sering merasa seolah-olah tidak memiliki cukup banyak waktu untuk menyelesaikan segala sesuatu yang harus dikerjakan, tetapi apakah masalah sebenarnya ?
            Pikirkan sejenak, betapa seringnya kita menggunakan kata “waktu” dalam kosakata dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghemat waktu, menggunakan waktu, membuang-buang waktu, menghabiskan waktu, dan lain-lain. Kata-kata itu lebih dekat dengan pengelolaan waktu. Mungkin Anda merasa bahwa mengelola waktu bukan sesuatu yang dapat Anda lakukan. Tetapi mungkin itu merupakan hal paling membangun yang dapat Anda lakukan terhadap seluruh waktu yang Anda miliki. Yang penting dalam mengelola waktu adalah bagaimana Anda memanfaatkan waktu, bagaimana Anda mengelola diri sendiri dengan waktu yang tersedia. Hal tersebut juga disebut dengan “menejemen waktu” yang berbicara tentang bagaimana meningkatkan efisiensi waktu dan menjadikan waktu lebih produktif.
Bagaimana Mengelola Waktu ?
Pengelolaan waktu merupakan suatu keterampilan. Seseorang tidak mungkin memiliki kematangan dalam pengelolaan waktu tanpa terlatih. Latihan memerlukan ketekunan dan kemauan. 8 (delapan) tips mengelola waktu :
1.   Lacak aktifitas Anda.
Kebanyakan kita akan menemukan waktu 3 (tiga) jam dalam tiap hari yang sebenarnya dapat kita gunakan untuk hal yang lebih membangun atau bertindak yang efisien. Kurangi waktu yang digunakan untuk bertelepon, membolak-balik majalah, surfing di web yang tak menghasilkan sesuatu yang kurang berharga, dan kegiatan-kegiatan yang tidak penting.
2.   Berkonsentrasi pada hasil
Banyak orang melewatkan waktu sepanjang hari dengan aktivitas yang hiruk-pikuk, tapi hanya sedikit membahkan hasil. Itu semua terjadi karena mereka tak berkonsentrasi pada hal yang benar. Dengan lebih berkonsentrasi pada sedikit prioritas utama secara teratur, Anda akan dapat mencapai lebih banyak hal dalam waktu singkat.
3.   Ingat prinsip 80/20 .
Aktivitas Anda akan memberi Anda 80 % dalam bentuk hasil. Tujuan Anda adalah mengubah ini untuk memastikan kalau Anda berkonsentrasi sebanyak usaha yang mungkin Anda lakukan untuk hasil tertinggi dari tujuan.
4.   Jangan menangguhkan
Lakukan saat ini juga. Cara untuk mencegah penundaan adalah dengan menentukan deadline waktu untuk tujuan yang harus dicapai.
5.   Gunakan waktu perjalanan dengan bijaksana
Bila Anda naik bus, kereta, atau menyetir mobil sendiri, dapat menyediakan kesempatan untuk membuat penggunaan waktu ;lebih efektif dan memperbaiki keterampilan dan lebih produktif.
6.   Merespon dengan cepat
Ketika memungkinkan, lakukan tindakan pada hari yang sama saat Anda menerimanya. Jangan biarkan komputer, meja dan pikiran Anda jadi tertumpuk dengan hal yang tak berguna.
7.   Bersikap tegas
Belajarlah berkata tidak pada orang lain. Waktu Anda sangat berharga. Jadi jangan biarkan orang lain menentukan atau memanfaatkan Anda untuk kepentingan rencana mereka. Batasi gangguan sebisa mungkin. Tutup pintu Anda. Matikan nada dering telepon atau minta dengan terus terang agar Anda tidak diganggu.
8.   Jadwalkan waktu untuk bersantai.
Saat Anda mengatur waktu, pastikan untuk menyisihkan saat untuk bersantai.


Cara Mengatur Waktu yang Baik dan Efektif

Manajemen waktu, tips mengatur waktu, cara memanfaatkan waktu agar efektif, langkah manajemen, belajar mengatur waktu dengan baik, kiat sukses manajemen waktu, mengelola waktu agar berkualitas, menghargai waktu, dan info lainnya yang akan membantu Anda memaksimalkan waktu bisa Anda baca di halaman ini.

Bukankah masing-masing dari kita memiliki modal waktu yang sama, yaitu 24 jam? lalu mengapa ada orang yang sukses dan memiliki kualitas hidup berbeda bahkan jauh lebih berhasil? inilah pentingnya mempelajari manajemen waktu.

Sebab dengan manajemen waktu yang baik, seluruh kegiatan dapat terjadwal rapi dan semuanya terselesaikan. Agar waktu Anda menjadi lebih baik dan efektif sehingga dekat akan keberhasilan, pelajarilah beberapa tips dibawah ini.
·         Buatlah skala prioritas.
Tentu waktu 24 jam per hari rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan tugas menumpuk dari pekerjaan yang tersisa. Skala prioritas menjadi penting untuk Anda susun. Ciptakan skala prioritas pekerjaan manakah yang paling penting dan harus segera diselesaikan. Juga pekerjaan manakah yang bisa dikerjakan belakangan. Semua itu bertujuan untuk melatih Anda menyelesaikan segalanya secara tepat waktu.
·         Jangan menunda pekerjaan, disiplinlah !
Bila bisa diselesaikan saat ini juga, mengapa harus ditunda? biasakanlah diri untuk disiplin dalam mengerjakan apapun. Ingatlah, semakin lama Anda menunda sebuah pekerjaan, maka semakin besar pula rasa malas yang Anda bangun. Inilah penyebab pekerjaan Anda terus menumpuk, tanpa ada yang terselesaikan dengan tuntas. Karena itu membangun disiplin diri menjadi langkah awal bagi Anda untuk bisa sukses menjalankan manajemen waktu yang sudah direncanakan. Ada baiknya Anda mempelajari cara mengatasi penundaan.
·         Bantulah dengan membuat jadwal.
Jadwal kegiatan akan membantu Anda mengingatkan segala pekerjaan yang harus diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Jadwal ini bisa berupa jadwal kegiatan harian dengan keterangan jenis-jenis kegiatan Anda yang harus selesai hari itu. Dengan jadwal yang tersusun benar dan Anda ingat selalu, waktu pun bisa diatur dengan baik.
·         Fokuslah menuntaskan satu pekerjaan.
Untuk menghasilkan output yang optimal, kerjakanlah satu tugas saja dalam satu waktu. Mengerjakan lebih dari satu kegiatan dalam waktu bersamaan hanya akan membuat Anda tidak fokus sehingga mempengaruhi hasil. Lebih baik Anda fokus untuk menuntaskan satu tugas terlebih dahulu, baru selanjutnya mengerjakan tugas berikutnya. Cara ini sangat membantu Anda untuk bekerja secara efektif, sehingga semua tujuan Anda dapat tercapai sesuai dengan target waktunya.
·         Hargailah setiap waktu yang Anda habiskan.
Setiap waktu harus dimanfaatkan dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja saat jam kerja, maka gunakan tenaga danpikiran Anda untuk fokus menyelesaikan pekerjaan dan tugas Anda. Begitu juga pada saat jam istirahat, hargai serta manfaatkanlah untuk refresing dan sejenak mengistirahatkan pikiran Anda. Ini akan memulihkan pikiran dan tenaga Anda sehingga siap kembali bekerja dengan optimal. Dengan menghargai waktu yang Anda miliki sesuai dengan porsinya, maka setiap jam yang Anda lewati akan memberikan manfaat bagi Anda.
Awal sebuah keberhasilan ditentukan oleh manajemen waktu, sehingga hanya Anda yang akan merasakan dampak dari membiarkan waktu terbuang sia-sia. Banyak-banyaklah belajar langsung dengan para motivator untuk mempermudah Anda menjadi ahli dalam manajemen waktu.

Gaya Belajar

-->
Apa Gaya Belajar Itu?
Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda harus belajar dengan terpaksa .  Misalnya, Anda harus belajar karena itulah satu-satunya cara untuk lulus, mendapat pekerjaan atau bahkan kenaikan pangkat. Contoh lain dari keterpaksaan adalah bila Anda menyukai belajar di kelas dengan bimbingan dosen, sedangkan Anda terpaksa kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang mempunyai sistem belajar jarak jauh.
Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Oleh karena itu, Anda perlu mencari jalan bagaimana agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau .... walaupun tetap terpaksa, tapi dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar Anda. Jika Anda mengenali gaya belajar Anda, maka Anda dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana Anda dapat memaksimalkan belajar Anda. Apa gaya belajar itu?


GAYA BELAJAR

cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut
wpe1C.jpg 
(875 bytes)
Atau

cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut

Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan . Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah.
Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat Anda menjadi lebih pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, Anda akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar Anda dapat optimal.
Setiap individu tidak hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda, tetapi juga memproses informasi dengan cara yang berbeda. Cara memproses informasi yang diperoleh dikenal dengan istilah gaya belajar. Menurut Bobby De Porter dan Hernacki, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), auditory (belajar dengan cara mendengar), dan kinesthetic (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh). Pada dasarnya setiap individu menggunakan semua indera dalam menyerap informasi.
Macam-macam Gaya Belajar
1.     Auditory Learner
Auditory learner adalah gaya belajar yang memanfaatkan kemampuan pendengaran sebagai cara belajar yang disukainya. Biasanya mereka akan menggunakan lirikan ke kiri, ke kanan atau mendatar jika berbicara.
Siswa yang bertipe auditori biasanya akan mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengar apa yang guru katakan. Mereka dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone (suara), pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dll. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkannya dari audio.
Beberapa ciri anak auditory learner antara lain :
a.       Berbicara dalam irama yang terpola
b.      Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
c.       Jika membaca lebih senang dengan suara keras
d.      Kurang memperhatikan hal-hal baru disekitarnya
e.       Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV dan bahkan dapat menirukan nya secara komplit.
f.       Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis
g.      Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
h.      Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas
i.        Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
j.        Lebih senang dibacakan daripada membaca
k.      Mengalami kesulitan dalam menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
l.        Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lain nya.
m.    Berbicara dengan sangat fasih
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak dengan gaya auditory adalah :
-          Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras
-          Gunakan music untuk ajarkan anak
-          Diskusikan ide dengan anak secara verbal
-          Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
-          Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi dikelas

2.     Visual Learner
Visual learner adalah gaya belajar yang lebih banyak memanfaatkan penglihatan. Biasanya anak dengan gaya belajar ini akan menggunakan lirikan ke atas jika berbicara serta berbicara dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran.
Untuk itu metode pengajaran yang digunakan oleh guru sebaiknya lebih menitikberatkan pada media. Ajaklah mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut.
Beberapa karakteristik siswa dengan visual learner :
a.       Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar
b.      Cenderung menggunakan gerak tubuh saat mengungkapkan sesuatu
c.       Kurang menyukai berbicara didepan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain
d.      Tidak mudah terganggu oleh keributan
e.       Bicaranya agak cepat
f.       Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
g.      Pembaca cepat dan tekun
h.      Lebih suka membaca daripada dibacakan
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak-anak dengan gaya belajar visual :
-          Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi
-          Gunakan multimedia seperti komputer dan video
-          Ajak anak untuk mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
-          Gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta
-          Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting
3.     Kinesthetic/Tactile Learner
Kinesthetic/Tactile learner adalah seorang anak yang memanfaatkan fisiknya serbagai alat belajar yang optimal. Biasanya mereka akan melakukan lirikan ke bawah jika berbicara dan berbicara lebih lambat. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Beberapa karakteristik siswa dengan gaya belajar kinestetik :
a.       Penampilan rapi
b.      Belajar melalui manipulasi dan praktek
c.       Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
d.      Menyukai permainan yang menyibukkan\
e.       Tidak dapat mengingat geografi
f.       Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka
g.      Sulit untuk berdiam diri
h.      Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
i.        Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
j.        Berbicara perlahan
Strategi untuk mempermudah proses belajar dengan gaya kinestetik :
-          Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
-          Izinkan anak mengunyah permen karet saat belajar
-          Gunakan warna terang untuk menggaris bawahi hal-hal penting
-          Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya